Senin, 05 Oktober 2009

SANDAL JEPIT YANG HANYUT SAMPAI KE SAMUDERA ATLANTIK

CHAPTER I: ULTRA DANGEROUS SPELL WHICH SWALLOWED BY CAT OF MINE

Pagi itu, setelah berubah dari mayat menjadi benda hidup, kakiku melangkah ke dapur. Tanpa menyadari adanya cahaya di kamar mandi, aku langsung menenggak segelas nitro gliserin cair dan melahap sekerat roti kaleng di meja dapur. Pagi itu rasanya sepi, aku merangkai tape recorder yang kucuri semalam di pasar ikan, kemudian menyetel lagu "Tomorrow After Next Month" oleh "Die~dIe~diE" . Aku mendapatkan suasana tepi sungai kegemaranku saat mendengarkan lagu berirama rock-blues di waktu sarapan.
Hari itu cuaca cerah. Badai bertiup ganas, hujan deras dan petir yang menyambar menggelegar ~bahkan pohon besar di depan rumahku tersambar dan rubuh menimpa rumah tetanggaku~, sungguh pemandangan yang indah. Aku mulai bersemangat, meninggalkan dapur dan menuju kotak telepon untuk ganti baju. Hari itu aku mengenakan jam tangan dinding di kaki kananku,jarumnya menunjukkan angka 13.
Aku sudah siap menghadapi hari ini. Aku keluar rumah, pergi menuju bengkel komikku dengan menunggang laptop. Untung hari ini bukan besok, jadi aku bisa menyeret kucingku sepanjang perjalanan menuju tempat kerjaku. Laptopku adalah MGI-07 ~Hero Buster~ keluaran tahun 1990. Walaupun cukup lawas, tapi mampu mengimbangi mesin diesel dengan 12 silinder terpasang di wajah mekaniknya.
Seperti biasa, saat aku pergi menuju tempat kerjaku, aku selalu melihat komet beraroma cherry melintas tepat di atas mercusuar rumah teman bekas pacar kakak sepupu ibu adik ayah rival guru istri teman ayah temanku. Pemandangan itu selalu menarik buatku. Pasalnya, aku selalu dapat souvenir gratis dari biro perjalanan wisata antar bintang yang mampir di minimarket tepi jalan tempatku melintas tiap pagi. Agen biro perjalanan wisata antar bintang adalah orang yang baik. Salah satu dari mereka yang kukenal bernama Nama. Aku baru mengenalnya beberapa hari. Orangnya besar, sangat suka menjilat lidah. Aku lumayan akrab dengannya. Namun sayang, ia meninggal dalam kecelakaan laundry tahun lalu.
Tak berapa lama, aku sampai di pintu bawah tanah tempat kerjaku, sebuah bengkel komik berkapasitas 2000 terra byte. Nama bengkel ini "Never Ending Orya!!". Aku sangat suka bekerja di sini.
Aku memarkir laptopku di sebelah rumahku, kemudian masuk ke bengkel melalui pintu depan bersama kucingku. Kucingku berwarna hitam, namanya Kucing. Saat masuk bersamaku, ia tampak tercerai berai, seperti baru diseret di jalan beraspal dengan kecepatan tinggi dan terlindas motor. Tampaknya ia sudah tak bernyawa. Untung mata kanannya masih utuh, jadi aku bisa menyimpannya sebagai jimat kalau-kalau nanti dompetku habis.


~to be continued~